Quantcast
Channel: Bisnis Archives - SWA.co.id
Viewing all 10659 articles
Browse latest View live

Pay-What-You-Want: Alternatif Strategi Penentuan Harga

$
0
0

Istilah Pay-What-You-Want (PWYW) mungkin masih terdengar asing di telinga kita sebagai orang Indonesia. Terjemahan sederhananya adalah bayar semaumu atau bayar sesuai yang kamu inginkan. PWYW, sebagai salah satu strategi penentuan harga, memberikan kebebasan kepada konsumen untuk menentukan harga beli dari sebuah produk yang akan mereka beli. Beberapa penjual membolehkan konsumen untuk menentukan harga produknya sampai menyentuh angka terendah yaitu nol atau gratis, walaupun sebagian lainnya tetap memberikan standar batas bawah untuk harga produknya, dan ada pula yang memberikan rentang harga tertentu sebagai patokan untuk konsumen.

Beberapa nama lainnya yang juga mencerminkan strategi ini adalah “pay what you wish”, “pay what you like”, “pay as you want”, “pay what you feel”, dan “pay as you will”. “Pay as you can”, walaupun kadang sering disamakan dengan PWYW, sebenarnya lebih berorientasi sosial, karena harga yang konsumen tentukan berdasar pada kemampuan mereka untuk membayar. Sedangkan, PWYW lebih berorientasi kepada kemauan seseorang untuk membayar sesuatu berdasarkan manfaat atau nilai yang dirasakannya.

Nicko Indra Bashkara

Nicko Indra Bashkara

Strategi PWYW sebenarnya telah cukup lama diterapkan oleh pelaku bisnis. Bahkan pada tahun 1984 di Kuala Lumpur telah berdiri sebuah restoran bernama Annalakshmi Restaurant yang menggunakan strategi yang mereka sebut Pay What Your Heart Feels”. Walaupun baru di tahun 2007, di era internet semakin mudah diakses, publik dunia mulai lebih mengenal konsep PWYW saat grup band Radiohead meluncurkan album ketujuh mereka In Rainbows melalui website mereka dengan menggunakan sistem PWYW. Baru-baru ini, di bulan Maret 2015, sebuah toko buku online bernama OpenBooks.com membebaskan konsumennya untuk membaca dan mengunduh buku dengan harga sesukanya bahkan gratis pun diperbolehkan.

Bagaimana dengan di Indonesia? Di Sumedang, tahun 2012 berdiri sebuah rumah makan bernama Surga Dunia yang menerapkan sistem sejenis PWYW. Konsumen dipersilakan membayar makanan yang dipesannya dengan harga semaunya. Sistem ini hampir membuat pemiliknya bangkrut, sebelum akhirnya pemiliknya mengubah strateginya agar lebih tepat sasaran menjadi hanya untuk konsumen yang tidak mampu. Orientasi sosial lebih kental diusung oleh rumah makan ini dan mungkin lebih cocok bila strategi yang mereka gunakan diasosiasikan dengan konsep “pay as you can”.

Kebanyakan pebisnis enggan untuk menggunakan strategi PWYW karena mereka merasa keuntungan mereka akan berkurang secara drastis. Mereka yakin bahwa konsumen akan menilai produk mereka dengan harga yang tidak sesuai dan sebagian besar akan memberikan harga lebih rendah daripada yang para pebisnis ini harapkan. Mereka juga takut bahwa konsep ini akan dianggap oleh konsumen sama saja dengan membeli produk secara gratis. Apakah benar bahwa konsumen akan selalu memberikan harga nol pada setiap produk yang ditawarkan? Apakah pendapat para pebisnis itu sesuai dengan yang ada di benak para konsumen?

Konsumen pada dasarnya membeli suatu produk berdasarkan kebutuhan mereka. Pada saat konsumen datang ke suatu tempat untuk membeli sesuatu maka secara tidak langsung sebenarnya konsumen telah memiliki daftar produk yang dibutuhkannya, walaupun daftar itu masih berada di dalam pikiran mereka dan belum berupa daftar tertulis. Konsumen juga mempunyai sistem penilaian tertentu, baik secara sistematis maupun alamiah. Hal inilah yang memungkinkan konsumen untuk menilai apakah produk yang akan mereka beli memiliki harga yang sesuai atau tidak dengan ekspektasi mereka.

Walaupun tidak jarang kita melihat konsumen yang akan terus berusaha mendapatkan harga lebih murah, baik dengan cara mencari alternatif produk lainnya maupun dengan berusaha meminta penjual untuk menurunkan harga produknya. Tetapi hal ini juga menunjukkan bahwa mungkin saja selama ini konsumen memang menilai harga yang ditawarkan penjual tidak sesuai dengan ekspektasi mereka atau penjual menilai produknya jauh lebih tinggi dari penilaian konsumen.

Sebuah penelitian terbaru dari profesor ekonomi dan pemasaran di LMU Jerman, Prof. Klaus Schmidt dan Prof. Martin Spann, menunjukkan bahwa pada situasi tertentu, penjual seringkali justru mendapatkan keuntungan saat mereka membiarkan konsumen yang menentukan harga produk yang mereka jual. PWYW dianggap sebagai sebuah alternatif strategi penentuan harga yang menarik karena melibatkan interaksi dan keterlibatan aktif dari konsumen. Dari penelitian tersebut, didapatkan hasil bahwa sebagian besar konsumen tetap membayar. Sekitar 50% konsumen bahkan membayar lebih tinggi dari harga yang diharapkan oleh penjual.

Selain faktor pola pikir konsumen yang lebih mengutamakan rasa keadilan atau fairness, kedekatan hubungan antara konsumen dan penjual, yang didasarkan pada seringnya interaksi di antara mereka, juga menjadi motivasi utama kenapa konsumen mau tetap membayar dan bahkan membayar lebih tinggi dari yang diharapkan penjual. Lalu bagaimanakah implementasi sebenarnya dari strategi PWYW? Apakah masih memungkinkan untuk meraih profit dengan strategi ini?

Strategi PWYW lebih cocok digunakan pada situasi ketika memaksimalkan profit bukanlah tujuan utama dari penjual (Schmidt et al., 2014). Ketika penjual ingin memperkenalkan produknya secara cepat dan ke khalayak yang lebih luas, strategi ini cukup dapat diandalkan. Tetapi bukan berarti strategi ini tidak bisa menghasilkan profit yang menjanjikan. Secara logika, ketika harga sudah tidak menjadi penghalang atau batasan, maka konsumen akan lebih banyak membeli.

Penjualan dalam jumlah banyak, walaupun dengan profit dari tiap satuan produk yang agak kecil, tetaplah menghasilkan jumlah profit yang besar. Dalam teori pemasaran hal ini sering disebut sebagai Customer Value Maximization (CVM), yaitu memaksimalkan jumlah penjualan dengan tetap mendapatkan konsumen yang potensial sebesar mungkin. Selama ini, sebagian besar perusahaan melakukan strategi CVM dengan cara memberikan diskon, cuci gudang, paket pembelian dengan harga tertentu, dan penawaran harga berbatas waktu.

PWYW dapat menjadi alternatif karena selain menghilangkan penghalang utama dari sebuah transaksi yaitu harga, PWYW juga meminimalisasi penghalang secara psikologis dari calon konsumen untuk mencoba membeli produk baru. Hal ini akan memudahkan konsumen untuk mengeksplorasi kemauan atau keinginan mereka untuk membeli dan membayar sebuah produk. Konflik psikologis konsumen yang mungkin terjadi pada akhirnya adalah ketika keinginan untuk membayar dibenturkan dengan kemampuan mereka untuk membayar. Terlepas dari segala kekurangannya, PWYW tetap layak untuk dicoba sebagai alternatif strategi penentuan harga.

The post Pay-What-You-Want: Alternatif Strategi Penentuan Harga appeared first on Majalah SWA Online.


AJE Manfaatkan PRJ untuk Dongkrak Penjualan Hingga 30%

$
0
0

Big Cola, minuman ringan berkarbonasi  yang diproduksi oleh AJE, menargetkan kenaikan 30% dari total penjualan produk selama penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2015. Khusus untuk perayaan tahunan ulang tahun Jakarta tahun ini, AJE memperkenalkan paket produk pilihan dengan harga spesial (Rp 10.000) untuk memanjakan pengunjung PRJ dan para pecinta produk AJE.

Photo 1 - Sandra Dewi (BIG Brand Ambassador, Rafi Ridwan, dan Dini Naomi, Chief Communication AJE Indonesia_500x334

AJE Indonesia terus berupaya untuk memuaskan konsumen dengan memperkenalkan produk-produk baru sebagai bagian dari komitmennya di pasar Indonesia.

Tahun ini AJE telah meluncurkan beberapa produk andalan baru untuk melengkapi portofolio produk di Indonesia dalam kategori jus berkarbonasi, Big Fress; air mineral Cielo serta minuman isotonik Sporade. Hal ini menunjukkan komitmen AJE untuk selalu menawarkan berbagai macam produk berkualitas dengan harga yang terjangkau kepada konsumen.

Selama 4 tahun di Indonesia, AJE telah menjadi perusahaan multinasional dengan penjualan di lebih dari 20 negara dan meraih peringkat ke 3 sebagai produsen minuman ringan berkarbonasi di negara-negara tempatnya beroperasi (Canadian Annual Soft Drinks Wisdom, 2013).

Pada perayaan ulang tahun Jakarta tahun ini, Big Cola juga memberikan apresiasinya kepada Rafi Ridwan, remaja difabel berusia 13 tahun yang sukses mengembangkan talentanya sebagai fashion designer. Dukungan ini diberikan melalui program “Think Big Appreciation”.

Gonzalo Artigot, Country Manager AJE Indonesia mengatakan “Think Big Appreciation telah menjadi bentuk apresiasi kami atas mereka yang yang benar-benar menggambarkan visi dan misi Big Cola, yaitu mereka yang berani untuk terus bermimpi besar dan melakukan hal-hal yang membawa perubahan; Think Big, Do Big, Go Bigger.”

AJE memberikan dukungan sebesar Rp 50 juta kepada Rafi untuk mewujudkan mimpinya, memperkenalkan rancangannya di ajang fashion internasional. Selain penganugerahan itu, Big Cola juga mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan melihat aksi menarik yang diadakan di booth selama PRJ berlangsung, seperti speed climbing, fun kids playground, berbagai kompetisi bagi komunitas anak muda (cheerleader, menari, menyanyi dan stand up comedy).

Konsumen juga berkesempatan untuk memenangkan undian berhadiah 1 unit Honda CBR 150cc dan 1 unit Yamaha R15 yang diumumkan pada hari terakhir Pekan Raya Jakarta, serta lucky dip yang diundi setiap hari. Tidak hanya itu, brand ambassador Big Cola, Sandra Dewi, juga hadir dalam acara pemberian Think Big Appreciation untuk memeriahkan acara.

Dini Naomi, Chief Communication AJE Indonesia, mengatakan “AJE selalu mendorong konsumennya untuk Dream Big, salah satunya yaitu dengan menyelenggarakan Think Big Appreciation. Kami berharap keikutsertaan kami dalam memeriahkan perayaan ulang tahun Jakarta ini dapat lebih mendekatkan kami dengan konsumen.” (EVA)

The post AJE Manfaatkan PRJ untuk Dongkrak Penjualan Hingga 30% appeared first on Majalah SWA Online.

Pariwisata Lesu, Korea Bebaskan Biaya Visa

$
0
0

Kementerian Kehakiman Korea memberikan dukungan untuk industri pariwisata egeri Ginseng itu yang semakin lesu akibat munculnya wabah MERS melalui berbagai kebijakan, termasuk pembebasan biaya aplikasi visa agar wisatawan asing dapat lebih mudah dan nyaman mengunjungi Korea.

http://media.foody.vn/images/thap-truyen-hinh-noi-tieng-7.jpg

http://media.foody.vn/images/thap-truyen-hinh-noi-tieng-7.jpg

“Kami akan akan membebaskan biaya aplikasi visa grup selama tiga bulan (6 Juli – 30 September) untuk wisatawan Tiongkok dan empat negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” ujar Cho Taiyong, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia.

Normalnya grup wisata dari Indonesia diwajibkan untuk membayar biaya aplikasi visa sebesar Rp 520.000 per orang yang melalui kebijakan ini menjadi ditiadakan.

Sejak awal bulan Juni kemarin  Korea telah memperpanjang masa berlaku multiple visa ke Korea bagi warga Indonesia yang ingin berkunjung ke sana. Setiap warga negara Indonesia yang sudah pernah mengunjungi negara anggota OECD (Organization for Economic Cooperation & Development) atau Korea sebanyak lebih dari sekali dapat mengajukan aplikasi untuk multiple visa ini.

Jika aplikasi disetujui, wisatawan dapat menggunakan visa tersebut sejak hari diterbitkan dengan masa tinggal maksimal selama 30 hari di Korea. Dulu masa berlaku multiple visa dianggap rumit karena dipisahkan menjadi tiga jenis, yakni 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun. Namun, mulai tanggal 20 April tahun ini masa berlaku multiple visa diseragamkan menjadi 5 tahun. Biaya aplikasi multiple visa adalah US$90 dan hanya bisa dibayarkan dengan mata uang lokal.

Kebijakan kali ini merupakan dukungan terhadap menurunnya industri pariwisata Korea akibat MERS, serta untuk menghilangkan kekhawatiran masyarakat dan agar wisatawan asing dapat mengunjungi Korea dengan mudah dan nyaman. Oleh karena itu, Kementerian Kehakiman berharap langkah ini dapat membantu revitalisasi industri pariwisata dan ekonomi Korea.

“Saat ini pemegang paspor dinas dan diplomatik bisa masuk ke Indonesia dan Korsel tanpa visa, tetapi
belum ada rencana untuk bebas visa untuk masyarakat umum ”tutup Cho. (EVA)

The post Pariwisata Lesu, Korea Bebaskan Biaya Visa appeared first on Majalah SWA Online.

Bio-Oil Konsisten Mengedukasi Kesehatan Kulit Wanita Indonesia

$
0
0

Sejak hadir di Indonesia pada Oktober 2014 lalu, Bio-Oil telah menginspirasi wanita Indonesia untuk merawat kesehatan kulit secara rutin dan meraih kebahagiaan diri. Bio-Oil memahami bahwa kecantikan kulit yang paripurna berasal dari perawatan internal dan ekternal.

“Kami akan terus mengedukasi para wanita Indonesia melalui kampanye 2015 ‘Happy Skin, Happier Life’, agar mereka lebih memahami dirinya sendiri, menikmati ‘Me-Time’ untuk memperhatikan kesehatan pribadi, menjalani gaya hidup yang sehat dan seimbang, mengasup nutrisi yang penting bagi kulit dan melakukan perawatan eksternal dengan Bio-Oil,” ujar Felicia Reva, Perwakilan PT Radiant Sentral Nutrindo.

Berkomitmen untuk selalu mengedukasi wanita Indonesia agar lebih memperhatikan kesehatan kulit, menjadi salah satu cara promosi yang dilakukan oleh produk yang berasal dari Afrika Selatan ini.

Bio Oil 11_358x400

 

Produk yang memiliki keunggulan mudah terserap kulit ini, tetap berkomitmen untuk memanfaatkan testimoni penggunanya dalam memperkenalkan produknya ke masyarakat.

Nurhayatini, Product Manager, PT Radiant Sentral Nutrindo, menambahkan bahwa salah satu khasiat Bio-Oil adalah untuk mengatasi permasalahan kulit seperti kekeringan, penuaan dini dan warna kulit yang tidak merata – selain spesialisasinya dalam mengurangi bekas luka dan stretch mark.

“Bio-Oil diciptakan dengan memadukan bahan-bahan alami seperti calendula, rosemary, chamomile, lavender, serta vitamin A dan E yang melindungi kelembaban dan memberi rasa nyaman pada kulit meski sedang berpuasa sekalipun,” kata Nurhayatini.

Produk yang dijual eksklusif di Guardian dengan harga Rp120 ribu ini dikenal juga sebagai ‘dry-oil’ yang dapat menyerap dengan cepat, tidak terasa berminyak dan tidak lengket berkat kandungan ajaib PurCellin Oil. (EVA)

The post Bio-Oil Konsisten Mengedukasi Kesehatan Kulit Wanita Indonesia appeared first on Majalah SWA Online.

Survei Schroders: Investor Global Optimis dengan Pasar Asia

$
0
0

Hampir setengah (48,5 %) investor di seluruh dunia percaya bahwa Asia akan memberikan potensi imbal hasil terbaik sampai akhir 2015 nanti, di mana lebih dari sepertiga (36 %) percaya pada Asia Pasifik. Demikian salah satu hasil dari survei tren investasi global tahun 2015 yang dilakukan oleh Schroders.

Temuan lain dari survei tersebut adalah investor Asia lebih mempercayai wilayah mereka sendiri dibandingkan investor global. Sekitar 75 % investor Asia berpikir bahwa Asia memiliki potensi untuk memberkan imbal hasil terbaik. Sisanya 52 % percaya pada Asia Pasiifik.

Jika dilihat lebih spesifik lagi, hasil survei tersebut juga mengatakan bahwa 70 % investor Indonesia memiliki kepercayaan diri tinggi terhadap potensi pasar wilayah asal (home-bias) alias Indonesia sendiri. Demikian juga dengan investor Singapura (67 5) dan Tiongkok (67 %) yang juga lebih percaya pada pasar wilayah asalnya (home bias).

Di Indonesia sendiri, menurut Michael Tjoajadi, CEO Schroders Indonesia, optimisme investor lokal terhadap pasar dalam negerinya sendiri kemungkinan dipengaruhi oleh faktor kebijakan pembangunan infrastruktur yang menjadi fokus pemerintah saat ini.

saham

“Untuk mengukur kapasitas ekonomi suatu negara akan berkembang sebesar apa salah satunya adalah lewat infrastruktur. Jika pembangunan masih dibutuhkan dan digalakkan dengan pesat maka akan dihasilkan grafik pertumbuhan yang cukup tinggi pasca pembangunan,” jelas Michael.

Pada awal pembangunan, memang akan ada dampak yang justru merugikan, contohnya pembangunan jalur MRT di Jakarta yang menyebabkan tingkat kemacetan bertambah, sehingga secara bisnis menambah cost dan waktu.

“Tetapi jika sudah selesai, transportasi tersebut bisa memberikan efisiensi yang berkali lipat untuk bisnis di kota Jakarta dan sekitarnya,” lanjutnya.

Khusus untuk pandangan investasi jangka panjang, sekitar 36 % investor Indonesia lebih memilih investasi jangka pendek (1-2 tahun ) dengan keuntungan yang relatif lebih sedikit. Sedangkan 23 % memilih berinvestasi lebih lama (5 tahun) sisanya 41 % akan terus berinvestasi hingga 10 tahun untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.

Temuan lain dari survei tersebut menyebutkan bahwa 50 % investor di Indonesia berencana untuk mengubah instrumen investasinya sesuai dengan kondisi pasar dalam satu tahun ke depan. Tidak dapat dipungkiri, Indonesia sedang mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2015.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi pada kuartal 1 tahun 2015 hanya mencapai 4,71 %. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,14 %. Masih dari hasil temuan tersebut, sekitar 23 % investor Indonesia mengatakan mereka akan melakukan investasi sesuai sara dari penasihat keuangan mereka.

Perubahan strategi yang akan dilakukan oleh para investro tersebut adalah, menambah jumlah investasi mereka samapai akhir 2015 (75 %), sedangkan 11 % dari mereka berencana mengurangi jumlah investasinya.

“Kami yakin tantangan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini tidak akan meluluhkan niat investor untuk berinvestasi, tetapi mereka mungkin akan lebih berhati-hati jika kondisinya seperti saat ini. Untuk itu diperlukan konsultasi dengan penasihat keuangan profesional, “ jelas Michael. “Ke depan investasi seperti reksadana saham masih dianggap sebagai langkah yang paling tepat,” lanjutnya. (EVA)

The post Survei Schroders: Investor Global Optimis dengan Pasar Asia appeared first on Majalah SWA Online.

Ramadhan Sehat dengan Aerial Flow Yoga

$
0
0

Fitness First Indonesia memperkenalkan kelas yoga terbaru ; Aerial Flow Yoga dengan menggunakan properti unik yang disebut Gravotonics Yoga Swing. Signature Aerial Flow Yoga ini diperkenalkan bersamaan dengan momentum bulan Ramadhan, untuk terus mendorong masyarakat Indonesia  menjalani gaya hidup sehat, tak terkecuali pada saat berpuasa. Berbeda dengan yoga pada umumnya, yang membuatnya spesial sebagai kelas unggulan adalah programnya yang khusus dengan trainer terlatih untuk memberikan instruksi tidak hanya olah fisik, namun juga harmonisasi antara gerak tubuh dan ketenangan pikiran.

Media Sessions Aerial-Flow Yoga Class Bersama Fitness First Indonesia

Media Sessions Aerial-Flow Yoga Class Bersama Fitness First Indonesia

“Sering kali kita berpikir momen berpuasa dapat merubah rutinitas kita untuk menjaga pola hidup sehat, terutama untuk berolah raga secara rutin. Hal tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar, karena banyak cara untuk tetap mempertahankan gaya hidup dan pola diet yang sehat bahkan selama berpuasa, diantaranya adalah tetap melakukan olahraga ringan yang juga banyak mengutamakan pengaturan nafas daripada pergerakan tubuh. Misalnya dengan yoga,” ujar Julia Nurdin, Marketing Manager, Fitness First Indonesia.

Aerial Flow Yoga yang dilakukan dengan posisi tubuh bergantung di ayunan, memiliki rangkaian gerakan yang lebih mudah dan nyaman. Selain dapat menyehatkan dan memulihkan persendian, Aerial Flow Yoga juga dapat memperbaiki ketidakseimbangan otot dan memberikan mobilitas tubuh yang lebih besar,

Kelas Aerial Flow Yoga sendiri sejak awal kehadirannya sudah dihadirkan untuk menjadi kelas unggulan di Fitness First. Selain dari yoga yang menjadi trend di masyarakat, kemudian Fitness First menghadirkan Aerial Flow Yoga yang lebih unik dibandingkan yoga pada umumnya. Hal tersebutlah yang kemudian menjadikan Aerial Flow Yoga menjadi salah satu kelas yang paling diminati diantara member Fitness First.

Keunikan dari kelas Aerial Flow Yoga ini memang cocok untuk kondisi tubuh yang sedang berpuasa di bulan Ramadhan. Dukungan dari gerakan ayunan akan membantu menguasai gerakan yoga yang cukup kompleks, namun juga dilakukan dengan tenang dan dapat memberikan efek relaksasi bagi tubuh.

Fitness First Indonesia memiliki kelas Aerial Flow Yoga dengan instruktur yang berstandar tinggi dan peralatan yang juga aman serta nyaman. Satu sesi kelas Aerial Flow Yoga di Fitness First dapat berlangsung selama satu jam yang sudah termasuk pemanasan hingga pendinginan tubuh. Untuk mengikuti latihan di Fitness First sendiri perlu iuran bulanan Rp 600 ribu sampai 700 ribu dengan pembayaran setiap empat bulan dan anggota sudah dapat menikmati semua fasilitas yang ada di sana. (EVA)

The post Ramadhan Sehat dengan Aerial Flow Yoga appeared first on Majalah SWA Online.

Survei WOMM 2015: Strategi Pemasaran Word of Mouth (Majalah SWA Edisi 15/2015)

$
0
0
Survei WOMM 2015: Strategi Pemasaran Word of Mouth (Majalah SWA Edisi 15/2015)

Survei WOMM 2015: Strategi Pemasaran Word of Mouth (Majalah SWA Edisi 15/2015)

 

Survei WOMM 2015:
Strategi Pemasaran Word of Mouth

Rekomendasi konsumen untuk membeli merek-merek tertentu sangat dipengaruhi oleh faktor talkable
(seberapa sering merek diperbincangkan) dan faktor promotable (seberapa sering merek dipromosikan oleh pelanggannya). Diperlukan terobosan agarpara pengelola merek tidak kehilangan kemampuan untuk terus menemukan pendekatan baru yang dapat menyentuh konsumen dalam kegiatan pemasaran. Solusinya? Pendekatan WOMM (Word of Mouth Marketing) pun menjadi sebuah keharusan. Bagaimana menjaga WOMM agar tetap otentik, tulus & terpercaya? Bagaimana strategi menjalankan WOMM? Simak pula hasil survei WOMM 2015.

Bukan Sekadar Word of Mouth, tetapi Worth of Mouth

Era media sosial dengan kemampuan viralnya dalam melipatgandakan pesan berantai secara cepat dan luas membuat word of mouth marketing semakin merebak dan disukai pemasar. Namun, hati-hati terhadap jebakan penggunaan buzzer atau endorser bayaran, banjir “like” atau follower, dan pelbagai informasi yang belum tentu otentik.

Simak Sajian SWA lainnya!

“Manisnya Bisnis Sosial Sabrina Mustopo
Bekerja dengan gaji besar dan titel mentereng di perusahaan konsultan kenamaan global rupanya tak lagi menarik minat Sabrina Mustopo.

“Kunci di Balik Sukses 7-Eleven
Disrupsi digital membuatnya nyaris ambruk. Kemauan berubah hanyalah satu faktor membalikkan nasib. Apa strategi lain yang diterapkan sehingga perusahaan bisa bangkit?

Pionir Bisnis Solusi Keamanan

Fokus di bisnisnya dan cakap berjejaring melejitkan Sanny Suharli menjadi pebisnis utama di bidang solusi keamanan. Selain klien swasta seperti BCA, Puslabfor Polri dan Istana Negara pun sukses digaetnya. Inilah perjalanan pria kelahiran Muntok, Bangka, itu membangun bisnisnya.

EKONOMI & BISNIS

INVESTASI

Meisya Siregar Rajin Berinvestasi, seperti Berbelanja di Supermarket
Artis berdarah Batak ini rajin mengoleksi produk-produk investasi. Asetnya tersebar di berbagai portofolio, seperti reksa dana, obligasi ritel Indonesia, obligasi korporasi, deposito dan emas. Bagaimana caranya mengelola portofolio investasi pribadinya?

TEKNOLOGI INFORMASI

“SparkFun, Sobat Istimewa Pehobi Elektronik
Ketika banyak peritel elektronik tradisional lesu darah, bisnis SparkFun justru terus berkembang. Bagaimana model
open source untuk bisnis hardware ini bisa membantunya sukses?

INDONESIA YOUNGSTER INC.

NEXT GENERATION

ANANDITA MAKES
“Langkah Lincah Penerus Grup Plataran

Kecantikan alam dan keindahan budaya Indonesia yang dikemas dalam sajian hotel, resor, restoran, function house dan kapal wisata menjadi kunci sukses Grup Plataran di bisnis hospitalitas. Meski baru berusia enam tahun, kini Plataran yang didirikan pasangan Dewi Julia Pramitarini dan Jozua Makes itu telah memiliki lima hotel, tujuh restoran, plus satu yacht dan lima kapal pinisi yang siap mengantarkan pelanggannya menikmati Indonesia.

ENTREPRENEUR
Santi Alaysius

SELF EMPLOYED
Darren Suciono

SIAPA DIA
Lee Marvin

Baca selengkapnya di SWA Edisi Terbaru!

Anda juga bisa menyimak update harian seputar isu bisnis di www.swa.co.id.

Dapatkan juga Majalah SWA versi Digital di Tablet dan Smartphone Anda melalui
http://swa.co.id/digitalmagazine

Informasi Lengkap:
Berlangganan: http://swa.co.id/subscription/
Iklan: http://swa.co.id/about
Website: http://swa.co.id

Facebook: http://facebook.com/MajalahSWA/
Twitter: http://twitter.com/MajalahSWA/
Google+: http://google.com/+SWAmagazine/

Jika anda membutuhkan pembelian Majalah SWA dalam jumlah besar atau berlangganan kolektif untuk Karyawan dan Mitra berharga anda, segera manfaatkan fasilitas lebih dan discount menarik yang kami sediakan, silahkan menghubungi :
Putri-Sirkulasi
Email: putri.meutia@swamail.com
Tlp. (021) 3523839 Fax: (021) 3457338, 3853759


 

The post Survei WOMM 2015: Strategi Pemasaran Word of Mouth (Majalah SWA Edisi 15/2015) appeared first on Majalah SWA Online.

Inilah Kota Favorit Untuk Berbisnis

$
0
0

Peringkat Indonesia di Doing Business 2015 menanjak tiga peringkat menjadi 114, dari 117 di tahun sebelumnya. Laporan ini menunjukan bahwa memulai bisnis di Indonesia semakin mudah dan dengan ukuran pasar Indonesia yang besar, perhatian akan tertuju ke Indonesia saat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) diberlakukan di akhir tahun ini.

Jadi, dimana tempat yang paling tepat untuk membangun bisnis di Indonesia? Jakarta masih menjadi pilihan favorit untuk memulai bisnis di dalam negeri, namun bisnis yang baru berkembang perlu memperhatikan seluruh sumber daya nya dan menemukan tempat yang tepat dengan harga yang tepat bisa membantu dunia bisnis.

Portal properti global Lamudi, dalam riset yang dipublikasikan di pekan lalu, mengungkapkan harga ruang komersial di area Jabodetabek untuk disewakan atau dijual berdasarkan data dari website dari lebih dari 230 ribu listing properti di Lamudi Indonesia. Di Bodetabek, Bekasi memiliki harga ruang komersial termurah baik untuk membeli ataupun menyewa. Pasokan besar di daerah ini membuat harga nya lebih rendah dari daerah lain, meskipun harga beli di Bogor dan Depok juga kompetitif. Namun demikian, untuk menyewa, harga yang termurah tercatat ada di Tangerang serta Tangerang Selatan.

Jakarta Utara di sisi lain, memiliki harga tertinggi untuk membeli dan menyewa di ibukota. Fasilitas terpadu di daerah ini telah menciptakan banyak tuntutan untuk ruang komersial di Jakarta Utara. Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan mengikuti di tempat kedua dan ketiga untuk harga beli, karena posisinya sebagai Central Business District dan pusat kantor pemerintahan, Jakarta Selatan memiliki harga sewa yang lebih tinggi sedikit dari Jakarta Pusat.

Meskipun Jakarta Timur memiliki harga termurah untuk beli dan sewa di ibukota, Jakarta Barat adalah daerah favorit pada saat ini untuk mendirikan kantor karena lokasinya yang strategis dan harga beli dan sewa yang jauh lebih rendah. Banyak perusahaan startups baru di Indonesia membangun kantor mereka di area ini, bahkan salah satu kawasannya, Slipi, sekarang sering disebut Slipicon Valley – mengacu kepada Silicon Valley yang terkenal di Amerika Serikat.Berikut daftar harga beli dan sewa per wilayah di Jabodetabek;

KOTA HARGA BELI per m2 HARGA SEWA per m2
Bekasi

Rp11.538.462

Rp429.448

Bogor

Rp11.904.762

Rp541.667

Depok

Rp12.083.333

Rp640.000

Jakarta Pusat

Rp25.925.926

Rp925.926

Jakarta Timur

Rp15.312.500

Rp658.333

Jakarta Utara

Rp30.666.667

Rp1.146.789

Jakarta Selatan

Rp24.197.483

Rp1.105.556

Jakarta Barat

Rp16.500.000

Rp614.706

Tangerang

Rp15.135.590

Rp444.444

Tangerang Selatan

Rp16.842.105

Rp471.698

 

Urbanisasi
Di sisi lain, laju urbanisasi di Afrika dan Asia lebih cepat daripada benua lainnya. PBB memprediksi populasi di kedua benua ini yang berada di perkotaan masing-masing akan mencapai 56% dan 64% pada 2050.
Pertumbuhan penduduk yang cepat telah menyebabkan pertumbuhan fisik perkotaan. Akibatnya, kota harus beradaptasi dengan peningkatan permintaan untuk perumahan yang terjangkau, namun berkualitas tinggi, komersial dan ruang industri, serta pembangunan infrastruktur.

Seiring dengan negara berkembang yang semakin berurbanisasi, perkotaan pun semakin dihuni oleh pekerja mudah yang berpendidikan. Populasi muda yang lebih makmur, dengan pendapatan siap pakai yang lebih tinggi; ketika mereka bergerak dari daerah pedesaan ke kota-kota yang lebih maju, populasi ini memiliki daya beli tinggi, menyebabkan permintaan yang terus tumbuh akan perumahan, infrastruktur dan pengembangan industri.

Kelas menengah yang berkembang di banyak negara berkembang turut pula berkontribusi terhadap pergeseran ke perkotaan ini. Ketika pendapatan naik, lebih banyak uang yang tersedia untuk dibelanjakan pada layanan berkualitas tinggi, termasuk perumahan mewah. Dengan meningkatnya kekuatan ekonomi, kumpulan populasi ini menuntut kualitas yang lebih tinggi, perkembangan mixed-use, untuk memenuhi kebutuhan komersial, perumahan dan ritel mereka.

Sementara urbanisasi saat ini tumbuh sangat cepat, ini hanyalah awal bagi negara berkembang. Pengembangan transportasi, air, pasokan energi dan teknologi akan terus menarik baik warga dan investor ke kota-kota di Asia dan Afrika.

Kian Moini, Co-Founder dan Managing Director portal real estate global, Lamudi, menyatakan Afrika diharapkan untuk melihat tingkat urbanisasi yang cepat, dengan peningkatan 16% dalam populasi perkotaan pada tahun 2020. Di Asia, statistik menunjukkan bahwa hampir 200 juta orang pindah ke kota antara tahun 2000 dan 2010.
“Dengan pertumbuhan ini datang kesempatan yang luas di daerah ini, dengan penciptaan lapangan kerja baru, pengembangan peningkatan infrastruktur dan pilihan perumahan lebih terjangkau. Namun hal ini bukan berarti tidak ada tantangan ke depannya,” ujar Moini. (***)

The post Inilah Kota Favorit Untuk Berbisnis appeared first on Majalah SWA Online.


Cara Unik Sushi Tei Ajak Pelanggan Berdonasi

$
0
0

PT Sushi Tei Indonesia memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan kepedulian dan perhatiannya terhadap anak-anak penderita kanker di Indonesia. Penyedia kuliner khas Jepang ini melibatkan pelanggannya untuk mewujudkan misi tersebut. Dengan mengusung gerakan ‘One Million Cranes for A Better Future’, korporasi yang memiliki dua merek ini, mengajak setiap pelanggannya untuk membuat origami berbentuk bangau sebanyak satu juta buah.

Gerakan 'One Million Cranes for A Better Future' dari PT Sushi Tei Indonesia

Gerakan ‘One Million Cranes for A Better Future’ dari PT Sushi Tei Indonesia

“Dengan mengusung semangat perayaan Hari Anak Nasional tahun 2015 yang mengangkat tema ‘Anak Indonesia Sehat, kreatif, dan berakhlak mulia’, menjadi tepat jika kegiatan ‘One Million Cranes for A Better Future’ mulai kami gerakkan,” kata Vera Kusliawan, Marketing Manager Sushi Tei Indonesia.

Membuat origami bagi anak-anak tentunya menyenangkan, anak akan memperolah edukasi reatif yang fun. Sambil menikmati menu sushi, anak bisa sambil bermain sekaligus ikut diajak peduli kepada sesame. Oleh karenanya, diberikan kesempatan kepada seluruh pelanggan Sushi Tei dan Sushi Kiosk baik itu anak-anak, maupun orang dewasa untuk melipat origami berbentuk bangau.

Setiap origami bangau yang dihasilkan pengunjung akan dihitung senilai Rp100 dan kan didonasikan kepada Yayasan Anak Kanker Indonesia.

Program yang berlangsung dari 13 Juli – 31 Agustus 2015 ini, akan dilaksanakan di semua gerai Sushi Tei dan Sushi Kiosk. Di setiap gerai akan tersedia kertas origami disertau dengan petunjuk melipat origami bangau. Setiap pelanggan dapat melipat origami bangau sebanyak mungkin untuk menghasilkan jumlah donasi yang lebih banyak. Seluruh origami bangau yang dihasilkan pelanggan akan dipamerkan saat penyerahan donasi kepada Yayasan Anak Kanker Indonesia pada tanggal 13 September 2015.

“Kegiatan ini sebenarnya untuk mendukung kegiatan anak-anak Indonesia. Karena kami tahu, kalau sushi itu sangat digemari anak-anak dan keluarga. Sebanyak 60% dari pelanggan kami adalah keluarga, 20% nya karyawan dan sisanya pelajar, mahasiswa, dan ekspatriat. Itulah alasan kami membuat kegiatan ini. Kami optimis dapat mencapai target satu juta bangau, karena setiap bulannya pengunjung kami ada sekitar 450ribu untuk satu Indonesia,” tambah Vera.

Hingga saat ini, PT Sushi Tei Indonesia sudah memiliki total gerai sebanyak 42 outlet, yang terdiri dari 32 gerai untuk Sushi Tei dan 10 gerai untuk Sushi Kiosk. Semua gerai tersebut kini tersebar di 9 kota di Indonesia. Pada bulan Juli ini, PT Sushi Tei Indonesia berencana untuk membuka gerai baru untuk Sushi Tei di Palembang dan akan resmi dibuka pada 23 Juli 2015. (EVA)

The post Cara Unik Sushi Tei Ajak Pelanggan Berdonasi appeared first on Majalah SWA Online.

HDS Memprioritaskan Sektor Kesehatan dan Sosial

$
0
0

Hitachi Data Systems (HDS) serius melirik sektor layanan kesehatan dan dunia sosial dalam pengembangan bisnisnya. Dalam sektor layanan kesehatan, HDS berupaya memberikan solusi untuk mengintegrasikan seluruh data yang terpecah dari divisi yang berbeda- beda di rumah sakit, sehingga kinerja rumah sakit bisa menjadi lebih efisien, dan rumah sakit dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi pasien.

Sementara itu, dalam dunia sosial, HDS mengusung inovasi sosial sebagai jawabannya. Dengan teknologi yang dimilikinya, HDS membantu masyarakat menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Berikut petikan wawancara Mark Ablett, Senior Vice President dan General Manager Hitachi Data Systems  Asia Pacific dan Suresh Nair, Managing Director Hitachi Data Systems Indonesia, dengan reporter SWA Online, Destiwati Sitanggang.

Mark Ablett, Senior Vice President & General Manager Hitachi Data Systems Asia Pacific dan Suresh Nair, Managing Director Hitachi Data Systems Indonesia

Mark Ablett, Senior Vice President & General Manager Hitachi Data Systems Asia Pacific dan Suresh Nair, Managing Director Hitachi Data Systems Indonesia

Di manakah posisi Hitachi Data Systems (HDS) di industri IT wilayah Asia Pasifik saat ini?

Semua tergantung pada pasarnya dan masih cukup beragam. Di beberapa negara, kondisi pasarnya sudah terpenetrasi dengan baik dan HDS masih mengalami pertumbuhan, tetapi relatif tidak terlalu besar. Khusus untuk di negara-negara yang memiliki situasi pasar yang masih berkembang, HDS mengalami pertumbuhan yang baik. Itulah sebabnya mengapa HDS melakukan investasi di pasar-pasar tersebut dan investasi ini mulai memberikan tingkat pengembalian.

Untuk di wilayah Asia Pasifik, di mana tingkat pertumbuhan bisnis rata-rata sekitar 2-3% untuk tahun fiskal 2014, pertumbuhan HDS di Asia Pacifik mencapai hampir 3 kali pertumbuhan pasar rata-rata.

Lalu, mengapa HDS memberikan perhatian dan solusi untuk sektor layanan kesehatan?

Dunia layanan kesehatan terus berkembang dan mulai  dibanjiri banyak data, terutama di rumah sakit. Prediksi dan diagnosa menjadi sesuatu yang sangat merepotkan bila informasi tidak terintegrasi dengan baik. HDS peduli dengan sektor kesehatan dan dapat bersumbangsih peran untuk mengintegrasikan seluruh data yang terpecah dari divisi yang berbeda- beda di rumah sakit, sehingga kinerja bisa menjadi lebih efisien, dan rumah sakit dapat memberikan layanan yang lebih baik bagi pasien.

Lantas, apa filosofi dan semangat di balik inovasi sosial yang diusung oleh Hitachi?

Kami hadir dengan mengusung inovasi sosial yang diluncurkan Hitachi 2 tahun yang lalu. Dasar pemikirannya, apa yang dapat dilakukan Hitachi untuk mewariskan masa depan yang berkelanjutan bagi generasi berikutnya. Peran Hitachi adalah untuk memberikan sumbangsih untuk merealisasikan masa depan yang terus tumbuh serta berkembang secara berkesinambungan.

Bila melihat seluruh inovasi yang kami lakukan, seperti sistem irigasi, turbin angin, pembangkit tenaga listrik, merupakan penggabungan antara penggunaan informasi teknologi (IT) dengan informasi dari Internet of Things (IoT) dan Machine to Machine (M2M). Dengan menggunakan sumber daya tersebut, kami berupaya untuk membantu masyarakat menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Bagaimana teknologi dapat berperan untuk mengusung inovasi sosial?

HDS memegang kunci teknologi IT. Data dari sistem harus bisa diakses untuk dapat dianalisa, sehingga menjadi bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi membantu pengguna untuk mengatasi masalah dan menggunakan aset informasi yang ada untuk menciptakan dan bergerak ke arah inovasi sosial.

Mark Ablett, Senior Vice President & General Manager HDS Asia Pacific

Mark Ablett, Senior Vice President & General Manager HDS Asia Pacific

Lantas, apa yang dimaksud dengan (Software Defined Infrastructure) SDI?

SDI adalah evolusi dari infrastruktur informasi, karena pasar saat ini dimotori dengan model komputasi awan. Agar infrastruktur informasi dapat memfasilitasi hal ini, sistem memerlukan sesuatu yang lincah dan fleksibel agar dapat melakukan automation.

Aspek berikutnya yang penting adalah, dengan SDI sistem memiliki kemampuan untuk menarik data, mengelola data, dan mengakses data yang ada di hardware apapun dan aplikasi apapun.
Informasi tentang informasi (metadata) diperlukan untuk dapat melakukan analisa data.

Berbicara mengenai SDI memerlukan kita untuk melihat ke dalam 3 aspek infrastruktur IT. Aspek pertama,  manajemen infrastruktur informasi. Dimana perlunya membangun infrastruktur informasi dengan virtualisasi di atas hardware yang ada (bisa hardware miliki sendiri, atau hardware dari pihak ketiga).
Aspek kedua, content & mobility. Di sini berbicara tentang, kemampuan sistem untuk mengelola data yang tidak terstruktur, serta memastikan bahwa caranya tetap aman di dalam mengelola data. Masalah yang ada sekarang adalah kadang tidak ada jumlah storage yang cukup sehingga orang – orang menggunakan Dropbox, dll. Hal ini justru memberikan ancaman keamanan, dan kepatuhan. Sementara dengan SDI, maka sistem dapat sinkronisasi files di dalam lingkungan yang aman. Pengguna akan memiliki sistem penyimpanan berbasis cloud (seperti dropbox), dan juga bisa diakses secara mobile.

Aplikasi ini juga dapat diakses dan informasi antara satu aplikasi dengan aplikasi yang lain dapat tersinkronisasi. Esensinya adalah data tidak terstruktur juga bisa dimanfaatkan dan digunakan. Contoh sederhananya,  kirim email dengan attachment powerpoint ke 10 orang. Daripada memakan bandwidth dan storage, lebih baik menggunakan platform konten berbasis cloud dan mengirimkan link ke 10 orang, 10 orang penerima dapat mengakses konten di cloud. Ini adalah solusi yang terjangkau, cerdas, tidak pernah gagal, dan aman karena dilengkapi dengan enkripsi di balik firewall.

Aspek ketiga, infrastruktur informasi sudah tervirtualisasi, data menjadi fleksibel. Di titik ini, data sudah menjadi aset, dan data dapat dianalisa. Ini adalah tahapan dimana informasi dapat digunakan dengan cara yang intelijen atau istilah bisnisnya adalah business intelligence solution. Data yang tidak terstruktur, seperti dari media sosial,internet, dll, dapat digunakan untuk dianalisa. HDS juga baru saja mengakuisisi Pentaho, perusahaan yang memiliki kapasitas handal di bidang business intelligence solution.

Suresh Nair, Managing Director HDS Indonesia

Suresh Nair, Managing Director HDS Indonesia

Mengapa solusi ini disediakan di Indonesia?

Sebenarnya solusi ini tidak hanya spesifik untuk Indonesia. Yang lebih tepat adalah bahwa SDI sekarang sedang menjadi tren di dunia infrastruktur informasi. Pasar akan mengadopsi sistem ini, karena sistem inilah yang menjawab kebutuhan mereka. Permasalahannya adalah vendor mana yang dapat membantu mengimplementasikan sistem ini agar mudah digunakan?

Bagi HDS, SDI bukan sesuatu yang baru. Sejak tahun 2004, HDS sudah mulai menciptakan virtualisasi, di mana SDI adalah bagian dari intelijennya. Virtualisasi juga sudah bisa dilakukan tanpa software, seperti VMware.

Semua hal yang kami lakukan ini disebut dengan istilah SDI. Virtualisasi yang membuat “cloud” menjadi terealisasi disebut dengan SDI, karena SDI adalah bagian dari virtualisasi yang membuat arsitektur cloud menjadi fleksibel, tangkas, serta mampu melakukan automation dan abstraksi data.

Pada akhirnya, sistem ini juga dapat digunakan untuk menyusun utility model, yaitu service requirements untuk aplikasi atau bisnis. Dengan kata lain, user menggunakan infrastruktur untuk user, user yang mendikte sistem, bukan sebaliknya.

Siapa yang menjadi target pasar HDS?

Target kami enterprise skala kecil, menengah dan besar. Untuk SMB, HDS menargetkan perusahaan yang menyediakan jasa “cloud as a service”, yang akan memberikan layanannya kepada perusahaan kecil dan menengah. Bukan hanya itu, sebagai tambahan, bisnis model HDS juga meliputi kemitraan yang erat dengan mitra lokal. HDS memberikan pelatihan dan memampukan mitra lokal untuk menjadi bagian dari ekosistem HDS.

Tren di Indonesia saat ini adalah tentang smart city dan solution system. Apa pendapat HDS tentang ini?

Hitachi selalu melakukan dan mengusung semangat inovasi sosial, termasuk melalui smart city. Hitachi adalah perusahaan besar yang terdiri dari ratusananak perusahaan yang bergerak di berbagai bidang, mulai dari pembangkit listrik, kereta, healthcare, migas dan bahkan alat elektronik rumah tangga.

Contoh, 80% kendaraan yang ada di dunia ini memiliki komponen yang dibuat oleh Hitachi di dalamnya. Itulah mengapa sekarang Hitachi sedang bekerja sama dengan Clarion (anak perusahaannya juga), untuk membangun mobil pintar.

Selain itu, kami memandang smart city adalah ketika kita dapat menggabungkan pengetahuan industri dengan pengetahuan / informasi dari sistem IT. Contohnya, untuk sistem kereta api di Inggris, Hitachi menempelkan sensor di setiap kereta sehingga pengguna dapat memahami perilaku dan kinerja kereta secara real time. Dengan demikian prediksi dapat dilakukan dengan lebih maksimal. Contoh lainnya di bidang health care di Jerman.

HDS membantu mengintegrasikan semua sistem informasi, mulai dari data pasien, laboratorium, dll. Dulunya, sistem berdiri sendiri – sendiri. Dokter perlu print dokumen satu per satu dari bagian yang berbeda-beda untuk mendapatkan data setiap pasien. Sekarang, semua sistem telah diintegrasikan dan dokter mampu melakukan diagnosa dengan informasi yang lebih lengkap.
Satu hal lagi yang berkaitan yaitu pertumbuhan populasi. Dimana pertumbuhan populasi ini akan membuat konsep smart city menjadi semakin relevan, karena beberapa indikator utama yang digunakan di setiap kota atau negara adalah: sarana transportasi, keamanan public, kesehatan dan sumber daya energi.

Di Indonesia, banyak kota yang semakin berkembang dengan didukung pertumbuhan ekonomi yang pesat, seperti Surabaya, Medan dan Batam. Orang – orang akan datang ke sana untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak, artinya populasi dapat meningkat. Pemerintah kota juga perlu mempersiapkan dirinya untuk mulai membangun smart city, paling tidak untuk indikator-indikator utama tersebut. (EVA)

The post HDS Memprioritaskan Sektor Kesehatan dan Sosial appeared first on Majalah SWA Online.

10 Pedoman Praktis Pendelegasian Kerja

$
0
0

Handoko adalah seorang manajer baru yang ‘super’ sibuk. Walaupun terlihat bersemangat, ia tampak kewalahan dalam melaksanakan pekerjaannya di posisinya yang baru. Meski mempunyai beberapa bawahan yang tampaknya dapat diandalkan, namun ia melakukan tumpukan pekerjaannya sendiri.

Sebenarnya Handoko dapat ‘melimpahkan’ sebagian pekerjaan pada bawahannya. Namun hal itu tidak dilakukannya. Ia lebih suka melakukannya sendiri dan enggan melakukan delegasi. Handoko telah terkena ‘do it yourself’ syndrome atau sindrom ‘kerjakan sendiri’ yang biasa menjangkiti para atasan lainnya.

Mappesangka Mustafa

Mappesangka Mustafa

Sindrom ini dapat ditandai pada mereka yang beralasan “Saya bisa melakukannya lebih baik ketimbang orang lain dan saya senang mengerjakannya,” “Para bawahan tidak mampu atau terlalu sibuk untuk melakukan pekerjaan lebih dan mengeluh jika diberi tambahan pekerjaan,””Saya tak ingin atasan berpikir bahwa saya malas karena melimpahkan pekerjaan pada bawahan dan tetap ingin terlihat sibuk,” “Saya tak ingin kehilangan kendali,” hingga “Saya tak punya waktu untuk melakukan delegasi.”

Ketika organisasi berkembang makin kompleks, tugas dan kewajiban pekerja kurang terdefinisiskan dengan baik. Kadang tampak semua orang mengerjakan tugas orang lain. Pendelegasian adalah kunci efisiensi manajer dan bermanfaat bagi semua.

Robert Heller, pakar & konsultan manajemen di Inggris, dalam bukunya “How to Delegate” mendefinisikan pendelegasian sebagai mempercayakan tugas pada orang lain, namun tanggung jawab masih di tangan pendelegasi.

Dasar pendelegasian adalah otonomi dan pengawasan. Dalam memilih pihak yang didelegasikan (delegat), anda menilai apakah seseorang benar-benar mampu melaksanakan tugas dengan sumber-sumber yang ada. Setelah itu, anda harus memberinya otonomi penyelesaian tugas dengan caranya sendiri, selama sesuai dengan instruksi awal dan memberikan laporan atas progres tugasnya.

Melakukan delegasi tidaklah mudah karena membutuhkan waktu, upaya, dan motivasi. Namun, hal itu tetap berharga untuk diterapkan karena ada beberapa keuntungan besar yang didapatkan, yaitu anda dapat memiliki waktu lebih banyak untuk melaksanakan fungsi manajerial, meringankan tekanan pekerjaan, mengembangkan bawahan, menciptakan suasana penuh motivasi, dan meningkatkan hasil kerja, yang berujung pada pengembangan organisasi atau perusahaan.

Adapun peraturan umum untuk pendelegasian adalah (1) Kalau tidak perlu, singkirkanlah. (2) Kalau perlu, tapi dapat dikerjakan orang lain, delegasikanlah. (3) Kalau sangat perlu dan tidak dapat didelegasikan untuk pencapaian sasaran maka kerjakanlah sendiri seefektif mungkin.

Melihat pentingnya delegasi tersebut, Harold L. Taylor dalam bukunya “Delegate: The Key to Successful Management” memberikan beberapa pedoman untuk pelaksanaan delegasi, yaitu:

  • Kenali bawahan atau orang-orang anda. Sebelum anda melaksanakan delegasi pada siapa pun, mutlak anda harus tahu dan mengenal para karyawan anda. Ketahuilah latar belakang pendidikan dan keahliannya, sifat-sifatnya, dan cara kerjanya. Berkomunikasilah dan dengarkan mereka. Apa cita-cita dan rencana karier mereka? Apakah mereka mau dan mampu menerima tanggung jawab yang lebih besar? Apa kebutuhan pribadi dan motivasi kerja mereka? Bagaimana pendapat mereka tentang pengembangan diri? Dan lain sebagainya yang masih dapat digali lebih jauh lagi. Janganlah kita menggunakan asumsi umum bahwa semua orang ingin tanggung jawab lebih banyak dan lebih besar serta ingin dipromosikan.

 

  • Delegasikan, jangan hanya melimpahkan. Melimpahkan pekerjaan pada bawahan lalu menarik diri begitu saja bukan disebut mendelegasikan. Pendelegasian harus direncanakan dan dirundingkan dengan karyawan yang menurut anda mau dan mampu menyelesaikan tugas itu. Latihlah mereka, delegasikan bertahap, minta umpan balik, lalu biarkan mereka bekerja sendiri. Membiarkan disini bukan berarti berhenti berkomunikasi.

 

  • Delegasikan tugas yang penting. Jangan mendelegasikan tugas remeh dan rutin, yang berdampak kecil pada efektivitas organisasi. Menjual adalah penting, namun seorang manajer tidak akan pernah berpikir untuk melakukannya sendiri.

 

  • Jelas dalam memberikan tugas. Bila anda memberikan tugas kepada bawahan, pastikan untuk: (a) mendapatkan komitmen tentang tugas dan waktu akhir penyelesaiannya, (b) mengadakan sistem tindak lanjut untuk memastikan tugas tersebut dipenuhi, (c) meminta dengan tegas bahwa perubahan waktu akhir penyelesaian tugas diberitahukan sebelumnya.

 

  • Delegasikan sasarannya, bukan prosedurnya. Salah satu keuntungan yang anda terima dari pendelegasian yang efektif adalah seringkali suatu pekerjaan dilakukan lebih baik oleh orang lain. Delegasikan tugas untuk mencapai hasil yang telah ditentukan dan jangan terlalu menekankan pada prosedur yang harus dikerjakan. Biarkan bawahan bekerja menurut cara dan sudut pandangnya sendiri. Mungkin hasilnya bisa lebih baik ketimbang cara anda selama ini.

 

  • Percayailah bawahan anda. Seringkali pendelegasian gagal karena para manajer terlalu mudah untuk mengambil kembali suatu tugas jika tidak dilaksanakan dengan baik oleh bawahan. Gunakanlah waktu yang cukup untuk menjelaskan dengan gamblang apa yang harus dikerjakan bawahan. Bersiaplah untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak melaksanakannya sebaik anda. Adalah wajar jika terjadi beberapa kesalahan. Biarkan bawahan anda berkembang secara bertahap, sesuai dengan kemampuan mereka. Jangan bersikap terlalu mengawasi.

 

  • Mintalah penyelesaian, bukan permasalahannya. Cegahlah keinginan anda untuk menjawab berbagai pertanyaan yang mereka ajukan tentang tugas yang didelegasikan. Mintalah pada mereka masukan atau saran bagi penyelesaian masalah yang dihadapinya. Jangan izinkan mereka masuk ke ruangan anda dengan permasalahan tanpa saran solusinya.

 

  • Berikan pujian, tampunglah kesalahan. Meski anda telah mendelegasikan tugas, mungkin ada beberapa orang yang memandang tugas itu dikerjakan oleh anda. Jika ada keluhan atau kritik atas hasil tugas itu, terimalah kritik tersebut. Ucapkan terima kasih pada orang yang mengkritik itu dan janjikan akan ada perbaikan. Jangan menyalahkan bawahan anda. Berikan umpan balik pada bawahan dalam bentuk saran perbaikan, bukan keluhan atau kritik. Namun, jika ada pujian atas tugas yang didelegasikan, segera beritahukan bawahan atas pujian tersebut. Hal itu akan menaikkan motivasi bawahan anda.

 

  • Kembangkan karyawan anda. Biasanya, tidak banyak karyawan yang berprestasi sesuai kemampuan mereka, padahal mereka dapat meningkatkan kemampuan dengan belajar dan mengembangkan berbagai keterampilan yang ada hubungannya dengan pekerjaan. Doronglah karyawan anda agar berkembang dengan membaca buku-buku tertentu, mengikuti pelatihan dan seminar, juga melaksanakan manajemen waktu dengan baik.

 

  • Jangan selalu mendelegasikan pada karyawan yang paling mampu. Pendelegasian adalah salah satu metode yang efektif untuk mengembangkan bawahan anda, jadi janganlah mendelegasikan hanya pada mereka yang anda anggap paling mampu. Usahakan agar pendelegasian dilakukan secara merata. Bentuklah suatu tim yang kuat tanpa ada kelemahan pada salah satu rantainya.

Proses pendelegasian itu tidak mudah karena orang tidak terbiasa untuk memberikan sebagian dari dirinya kepada orang lain. Pendelegasian menuntut kita untuk berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kita pada orang lain. Ini memang tuntutan yang cukup besar. Namun, pada gilirannya, kita juga mendapatkan ‘ilmu’ dari orang lain yang membuat kita semakin bertumbuh dan berkembang.

Selamat mendelegasikan. Sukses buat anda!

Oleh: Mappesangka Mustafa, Corporate Communication PPM Manajemen

The post 10 Pedoman Praktis Pendelegasian Kerja appeared first on Majalah SWA Online.

Coca-Cola Hadirkan 70 Nama Populer di Kemasannya

$
0
0

Ada sesuatu yang baru dalam kemasan Coca-Cola. Melalui aktivasi “Share A Coke”, kemasan Coca-Cola dihiasi dengan berbagai nama populer yang ada di masyarakat Indonesia. Sejak pertama kali diluncurkan, aktivasi “Share A Coke” telah menyebarkan kegembiraan dan menghadirkan pengalaman unik di lebih dari 80 negara di dunia.

Nah, bertepatan dengan perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70, Coca-Cola secara khusus meluncurkan “Share A Coke” di Indonesia, dengan menghadirkan 70 nama populer di Indonesia pada kemasannya dan menjadikannya sebagai sebuah persembahan spesial yang bersifat personal bagi para konsumennya.

SHARE A COKE (3)_500x333

Dengan menggunakan kekuatan sebuah nama “Share a Coke” hadir untuk menginspirasikan sebuah cara unik dan menyenangkan untuk mempererat hubungan antar manusia serta memfasilitasi terbukanya hubungan pertemanan baru yang lebih luas.

Inti dari hadirnya namanama konsumen dalam kemasan Coca-Cola adalah menjadikannya sebagai sesuatu yang ‘personal’, yang tentunya dapat menghadirkan senyuman bagi siapa saja yang melihatnya. Lebih jauh lagi, melalui kekuatan sebuah nama, kita dapat terinspirasi untuk kembali mengingat orang-orang terdekat kita yang mungkin sudah lama terlupakan atau bahkan membuka pertemanan yang baru.

“Kami berharap lebih banyak orang dapat merayakan momen spesial yang tercipta melalui aksi sederhana berbagi Coca-Cola. Hal ini sesuai dengan misi perusahaan kami di seluruh dunia, yaitu untuk terus menciptakan momen berbagikegembiraan lewat kehadiran Coca-Cola.“ ujar Andrew Hallatu, Communication Manager Coca-Cola Indonesia.

Semua nama populer itu akan ada di kemasan Coca-Cola kemasan PET 250 ML dan 425 ML. Untuk kemasan PET yang lain, seperti 1 liter dan 1,5 liter akan dihiasi dengan kombinasi kata-kata, seperti “Anak Bola”, “Bikers”, atau “Nobar” dan untuk kemasan kaleng akan digunakan kata-kata lain yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia.

Sebanyak 70 nama ini adalah bagian awal dari “Share A Coke” di Indonesia. Selain akan terus menghadirkan nama-nama baru hingga akhir tahun ini, aktivasi ini juga akan diikuti dengan berbagai program seru, mulai dari aktivasi konsumen di toko (in-store activation) hingga aktivasi digital lewat sosial media.

“Intinya, semua ini memberikan kesempatan yang unik dan menyenangkan untuk membuka hubunganpertemanan baru dan membawa kegembiraan diantara teman, keluarga, dan sahabat.” tambah Suryanto Gunawan, Marketing Manager Coca-Cola Indonesia.

Pemilihan nama – nama ini merupakan bagian dari nama-nama populer yang dapat kita jumpai di Indonesia, yangdiseleksi dari hasil riset internal Coca-Cola, yang juga mengambil sampel dari beberapa sumber, salahsatunya nama peserta Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) periode 2011-2015. (EVA)

The post Coca-Cola Hadirkan 70 Nama Populer di Kemasannya appeared first on Majalah SWA Online.

Indonesia Best Cities for Business 2015 (Majalah SWA Edisi 17/2015)

$
0
0
Indonesia Best Cities for Business 2015 (Majalah SWA Edisi 17/2015)

Indonesia Best Cities for Business 2015 (Majalah SWA Edisi 17/2015)

INDONESIA BEST CITIES FOR BUSINESS 2015
Tampilnya kepala-kepala daerah berkualitas jempolan sungguh membanggakan. Terobosan pun digeber agar daerahnya diincar pebisnis. Bagaimana strategi para kepala daerah probisnis hasil survei SWA? Kota mana saja yang paling menjanjikan untuk berbisnis? Simak pula Kota mana saja yang terpilih dari hasil survei Best Cities for Business kali ini? Apa hal menarik yang bisa disimak dan dipelajari?

“Panggung Lokal Berkualitas Global”
Daerah kini menjadi semacam laboratorium bagi para pemimpin lokal untuk membuktikan kecanggihan manajemen dan integritas mereka. Bisa juga sebagai tangga untuk mendaki level kepemimpinan yang lebih tinggi. Sepak terjang mereka pun disorot secara global.

Simak Sajian SWA lainnya!

“Langkah-langkah Sang Transformator BUMN Nuklir”
Dengan keahlian dan kegigihannya, Yudi Utomo Imardjoko berhasil mengangkat PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki) – BUMN nuklir Indonesia yang dulu bernama PT Batan Teknologi (Batantek) – dari jurang kehancuran.

“Menikmati Lezatnya Melumat Pasar Es Krim ”
Ketika bermunculan kafe es krim beberapa tahun lalu, kita semua tersadar bahwa industri ini telah bergeser menjadi produk gaya hidup. Es krim tidak sekadar pelepas dahaga, melainkan menjadi bagian tak terpisahkan dari pergaulan masyarakat di kota besar.

“Tumbuh Berlipat Lewat Transformasi”
Perusahaan ini sukses bermetamorfosis dari sebuah perusahaan distributor sepeda motor di Jawa Timur menjadi perusahaan otomotif konsumer terintegrasi dengan pendapatan di atas Rp 16 triliun. Apa langkah strategis yang diambilnya?

EKONOMI & BISNIS

INVESTASI

“Saatnya Balik ke Saham Unggulan?”
Harga saham lapis kedua memberikan gain tertinggi selama semester pertama. Investor merotasi portofolio dari saham unggulan ke lapis kedua demi menjaga asetnya. Lalu bagaimana prospeknya di semester kedua? Apa strategi investor?

TEKNOLOGI INFORMASI

“Cara Bandung Menjadi Kota Pintar”
Agar Bandung menjadi kota pintar, Pemkot Bandung gencar mengembangkan aneka inovasi digital dalam program reformasi birokrasinya. Tujuannya, memperbaiki kualitas proses kerja internal ataupun layanan ke publik. Apa saja upayanya dan bagaimana hasilnya?

INDONESIA YOUNGSTER INC.

NEXT GENERATION

“Sutedja Sidarta Darmono Di Jababeka Mengawali dari Bawah”
Perjalanan karier Sutedja Sidarta Darmono di PT Jababeka Tbk. diawali dari jenjang jabatan yang rendah. Dia tidak diistimewakan meski Jababeka didirikan ayahnya, Setyono Djuandi Darmono.

ENTREPRENEUR
Nathalia Sunaidi

START UP
Rolly Edward
“Bisnis Perangkat Gaming Sang Gamer”
Ketangkasan dan hobi Rolly Edward memainkan aneka game komputer sejak belia rupanya terbawa ke dunia bisnis. Aneka varian laptop untuk memainkan game kelas berat pun dirilis dengan harga mencapai puluhan juta rupiah per unit.


 

Baca selengkapnya di SWA Edisi Terbaru!

Anda juga bisa menyimak up date harian seputar isu bisnis di www.swa.co.id.

Dapatkan juga Majalah SWA versi Digital di Tablet & Smartphone Anda melalui
http://swa.co.id/digitalmagazine

Informasi Lengkap:
Berlangganan: http://swa.co.id/subscription/
Iklan: http://swa.co.id/about

Website: http://swa.co.id
Facebook: http://facebook.com/MajalahSWA
Twitter: http://twitter.com/MajalahSWA
Google+: http://google.com/+SWAmagazine/

Jika anda membutuhkan pembelian Majalah SWA dalam jumlah besar atau berlangganan
kolektif untuk Karyawan dan Mitra berharga anda, segera manfaatkan fasilitas
lebih dan discount menarik yang kami sediakan, silahkan menghubungi :
Putri-Sirkulasi
Email: putri.meutia@swamail.com
Tlp. (021) 3523839 Fax: (021) 3457338, 3853759


 

The post Indonesia Best Cities for Business 2015 (Majalah SWA Edisi 17/2015) appeared first on Majalah SWA Online.

Affordable Value Innovations for Emerging Market

$
0
0

Inovasi banyak diperbincangkan sejak dulu kala, definisinya pun beragam dilontarkan. Mengacu kepada tulisan Avanti Fontana, inovasi bisa diartikan menciptakan sesuatu yang baru, menghasilkan hanya ide-ide atau alat baru, memperbaiki sesuatu yang sudah ada, menyebarkan ide-ide baru, mengadopsi sesuatu yang baru yang sudah dicoba secara sukses di tempat lain, melakukan sesuatu dengan cara yang baru, mengikuti pasar, melakukan perubahan, menarik orang-orang inovatif atau melihat sesuatu dari perspektif berbeda.

 Pepey Riawati Kurnia – Koordinator PDMA Indonesia | PPM Manajemen

Pepey Riawati Kurnia – Koordinator PDMA Indonesia | PPM Manajemen

Inovasi pula yang memberikan kontribusi pertumbuhan perekonomian sebuah negara. Pelaku bisnis berupaya melakukan inovasi agar mampu bertahan dalam persaingan industri. Upaya ini semakin meningkat dengan arus globalisasi yang mengubah dinamika ekonomi dunia. Maka lahirlah pasar-pasar baru seperti Asia, Afrika dan Amerika Latin yang merupakan sumber utama pertumbuhan perekonomian dunia.

Kontribusi negara-negara emerging market tersebut dikemukakan oleh Ernest, H., Kahle, H.N., Dubiel, A., Prabhu, J., & Subramaniam, M. dalam penelitian yang diterbitkan tahun 2015. Lebih lanjut, McKinsey, sebuah konsultan internasional, mengemukakan bahwa konsumsi negara emerging market mencapai US $30 triliun, mewakili setengah dari konsumsi dunia. Sebuah angka yang tidak main-main. Saat ini, pendapatan perusahaan-perusahaan besar negara-negara barat banyak diperoleh dari emerging market.

Perlu dicermati bahwa emerging market berbeda dengan pasar negara maju. Karakteristik yang paling membedakan adalah konsumen emerging market highly price sensitive. Persaingan antar produk atau jasa bermerek dan tidak bermerek bukan hal baru lagi. Kecepatan dalam berinovasi menjadi bagian keunggulan bersaing yang patut diperjuangkan.

Moore, G. A dalam ulasan bukunya yang terkenal: Dealing with Darwin, menyebutkan inovasi produk merupakan tipe inovasi yang cepat meluncurkan produk ke pasar. Inovasi ini berfokus pada upaya pembedaan melalui feature dan fungsi yang tidak dimiliki produk sejenis di pasar. Cepat, murah dan mudah. Kadang waktu lebih lama dibutuhkan kalau produk akan dipatenkan. Tipe inovasi ini yang banyak dilakukan pelaku industri di emerging market.

Namun, tentunya, bukan kecepatan yang menjadi tujuan utama, seperti yang diungkapkan berikut ini oleh Smith, P.G., & Reinertsen, D.G. yang banyak melakukan penelitian dalam pengembangan produk: “Speed is not the objective, it is a means to an end; the objective is making money”. Oleh karenanya, mudah dimengerti jikalau pergerakan perekonomian di emerging market sangat tinggi.

Beberapa studi di emerging market yang dilakukan oleh PDMA (Product Development Management Association) memberikan informasi penting. Pertama, customer preference yang sebagian besar dari low-income segment sangat berbeda dengan high-end segments yang kebutuhannya sudah dipenuhi oleh perusahan-perusahaan multinasional. Kedua, produk yang bisa memenuhi kebutuhan emerging market, adalah yang “good enough” (simple, low cost, reliable), yang cocok untuk low-income segment namun tetap memberikan keuntungan bagi perusahaan. Inovasi produk yang cepat, murah dan mudah.

Ketiga, kebutuhan low-income segment ini sudah dipenuhi oleh perusahaan lokal emerging market. Terakhir, model ekspor tradisional untuk produk premium tidak bisa diterapkan pada pasar yang price-sensitive. Namun, bukan berarti emerging market tidak mementingkan nilai produk yang terkandung di dalamnya. Preferensi emerging market adalah produk yang harganya terjangkau, memberikan nilai dan sesuai dengan kebutuhan mereka yang spesifik, yang disebut affordable value innovation.

Untuk bisa menghasilkan pendapatan dari emerging market, perusahaan perlu mulai memahami konsep ini dan mulai menyusun strategi agar bisa memenuhi kebutuhan emerging market yang menjadi penggerak perekonomian dunia saat ini.

Oleh : Pepey Riawati Kurnia – Koordinator PDMA Indonesia | PPM Manajemen

 

 

The post Affordable Value Innovations for Emerging Market appeared first on Majalah SWA Online.

Wapres JK: Industri dan Bisnis Otomotif Indikator Kemajuan Ekonomi Negara

$
0
0

Konsep benar-benar baru mampu diwujudkan PT Dyandra Promosindo pada event tahunan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015. Beragam elemen otomotif dikemas rapi dalam satu pameran terbesar dan terlengkap.
Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla membuka resmi IIMS 2015 dengan desain opening ceremony KTT style pada Rabu (19/8).

IIMS 2015 akan hadir selama 12 hari sampai 30 Agustus 2015 di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran. Menempati lahan pameran seluas 100.000 m² atau naik lebih dari 10% dibandingkan pameran tahun lalu. Dalam sambutan resminya, Wapres mengungkapkan beberapa hal terkait industri dan bisnis otomotif Indonesia. Pernah terjun langsung sebagai pengusaha di industri ini, JK sangat lantang memaparkan pidatonya selama acara pembukaan.

image005_500x333

Menurutnya, industri dan bisnis otomotif adalah salah satu indikator kemajuan ekonomi sebuah negara. Pengembangan sektor ini juga penting karena multiflier effect-nya pada banyak aspek seperti pajak, tenaga kerja, pengembangan teknologi dan sebagainya. Di Indonesia sendiri saat ini sudah terdapat ratusan vendor yang menopang industri otomotif dalam negeri dan memiliki potensi terus berkembang.

Ia juga menyinggung pergeseran kebutuhan mobilisasi masyarakat yang terus berkembang. Itu membuat kendaraan menjadi kebutuhan primer pada saat ini. Semakin sibuk sebuah kota justru membuat pertambahan kendaraan semakin banyak. Kalau tadinya sebuah keluarga hanya butuh satu mobil kemudian berkembang jadi dua atau tiga karena tuntutan situasi.

“Karena itu pameran otomotif seperti IIMS ini sangat penting untuk memberi gambaran dan pilihan kepada masyarakat, termasuk soal teknologi. Dalam kondisi pertumbuhan ekonomi yang baik, pameran seperti ini penting. Tetapi dalam suasana pertumbuhan ekonomi yang kurang kondusif, justru lebih penting lagi,” tandas Kalla disambut tepukan riuh pengunjung yang terdiri dari undangan khusus dari kalangan pemerintah terkait industri otomotif, para pelaku bisnis nasional, asosiasi partner IIMS dan para jurnalis peliput IIMS 2015.

Agung Adiprasetyo , CEO Kompas Gramedia dalam kata pengantarnya menyebutkan bahwa sudah 20 tahun Dyandra Promosindo menggelar pameran mobil terbesar di Indonesia. Sebagaimana kalimat bijak yang mengatakan, siapapun yang ingin bertahan hidup harus sanggup berubah sesuai perkembangan zaman, karena itulah IIMS merasa perlu mengubah konsep dan visi baru setelah 20 tahun berlalu. Kini datang dengan tema The Essence of Motor Show yang menghimpun semua intisari yang berkaitan dengan dunia otomotif mulai sisi industri, bisnis, budaya, komunitas, edukasi, CSR, entertainment hingga lifestyle.

“IIMS 2015 menampilkan inovasi dan warna baru. Lebih dari sekadar pameran dan ajang transaksi, tetapi menjadi ruang besar yang mengintegrasikan semua elemen dan budaya otomotif. Pameran ini juga bertujuan meningkatkan kebanggaan dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap produk otomotif dalam negeri, sekaligus sebagai sarana unjuk kemampuan produk lokal,” jelas Agung.

Lebih jauh Agung menjabarkan ekspansi internasional yang mulai tahun ini dilakukan Dyandra Promosindo dengan menggandeng Grand Prix International (GPI) selaku organizer Bangkok International Motor Show (BIMS). Ini langkah awal karena ke depan sangat besar potensi kerjasama dengan negara-negara Asean lainnya guna mendukung program ASEAN Economic Community.

“Kami ingin menghadirkan nuansa internasional dan membuka jalan investasi ke dalam negeri. Saat sama kami juga ingin turut menggairahkan otomotif dalam negeri dan meningkatkan potensi industri MICE di Indonesia. Melihat ke depan, kita perlu pahami bahwa industri otomotif memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan negara dan multiflier effect-nya bagi banyak pihak,” tandasnya.

Usai pembukaan resmi, Jusuf Kalla mengunjungi beberapa stand peserta pameran bersama Ketua DPR-RI Setya Novanto, Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri PAN & RB Yuddy Chrisnandi, Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat, Ketua Gaikindo Jongkie Sugiarto dan sejumlah duta besar negara sahabat. Turut mendampingi adalah CEO Kompas Gramedia, Chairman Dyandra Group Lilik Oetama, Presiden Direktur Dyandra Promosindo Ery Erlangga dan Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh serta diikuti eksekutif APM dan partner IIMS. (EVA)

The post Wapres JK: Industri dan Bisnis Otomotif Indikator Kemajuan Ekonomi Negara appeared first on Majalah SWA Online.


Honda Andalkan 5 Varian Limited Edition di IIMS 2015

$
0
0

Ajang otomotif terbesar di Indonesia kembali di gelar, Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Honda Jakarta Center, selaku main dealer mobil Honda di Jabodetabek, tidak mau ketinggalan memamerkan produk-produk terbaru miliknya, termasuk beberapa model Limited Edition Honda juga dipamerkan di pameran ini.

Booth Honda Jakarta Center mengambil lokasi di Hall A9 seluas area 945 m2, dengan menampilkan desain yang elegan dan advanced namun tetap memberikan kesan hangat dalam menyambut setiap pengunjung. Di atas booth ini, tampil 13 mobil Honda berkarakter sporty, ramah lingkungan dan juga terjangkau, serta beberapa Limited Edition yang untuk pertama kalinya akan diluncurkan di IIMS 2015. Mobil-mobil Limited Edition diantaranya Honda HR-V 1.5L E CVT Limited Edition, New Honda Brio 1.2L E A/T Limited Edition, Honda Mobilio RS CVT Limited Edition, Honda Mobilio E CVT Prestige Limited Edition dan All New Honda Jazz RS CVT Limited Edition.

IMG_6394_500x333

“Di tahun 2015 ini, menjadi momen yang sangat berharga bagi Honda Jakarta Center untuk ikut berpartisipasi langsung dalam ajang otomotif bergengsi di Indonesia. Mengulang kesuksesan Honda di tahun sebelumnya, baik Honda Prospect Motor maupun Honda Jakarta Center tetap konsisten dalam menyemarakan persaingan pasar otomotif tanah air. Dan untuk semakin memudahkan konsumen menikmati produk Honda, kami juga telah menyiapkan berbagai program pembiayaan maupun purnajual yang menarik dan menguntungkan untuk konsumen,” kata Vice President Director PT Honda Jakarta Center, Astrid Rusli.

Tercatat sejak Januari hingga Juli 2015, penjualan Honda sudah mencapai 34.658 unit di daerah Jabodetabek, dengan total pangsa pasar 37,3% dari pasar Honda secara nasional. Produk-produk seperti Honda Mobilio, Honda HR-V, Honda Brio dan Honda Jazz, serta model lainnya terus berkontribusi meningkatkan penjualan Honda hingga saat ini. Adalah komitmen Honda untuk tetap menyajikan produk yang berkualitas dan pelayanan purnajual yang terbaik serta berkontribusi terhadap aspek sosial dan perekonomian nasional. Harga yang di banderol untuk lima tipe mobil limited edition ini, mulai dari Rp200 juta setiap unitnya. (EVA)

The post Honda Andalkan 5 Varian Limited Edition di IIMS 2015 appeared first on Majalah SWA Online.

Macan-macan Bisnis dari Daerah (Majalah SWA Edisi 18/2015)

$
0
0
Macan-macan Bisnis dari Daerah (Majalah SWA Edisi 18/2015)

Macan-macan Bisnis dari Daerah (Majalah SWA Edisi 18/2015)

Macan-macan Bisnis dari Daerah
Mereka Sukses Membangun Kerajaan Bisnis dari Daerah hingga Berskala
Nasional bahkan Menjangkau Pasar Global

Tanpa gembar-gembor, sederet perusahaan dari daerah tumbuh makin kuat dan ekspansif. Tak sedikit dari mereka yang tumbuh menjadi pengusaha berskala nasional, bahkan sanggup bertarung di pasar global. Siapa saja Top 250 Raja-raja dari Daerah 2015? Apa prasyarat dan langkah transformatif Mereka sehingga terus membesar?

“Macan-macan Bisnis Itu Terus Mengaum”
Macan-macan bisnis dari daerah ini selalu lapar menerkam peluang-peluang bisnis baru. Tak sedikit dari mereka yang tumbuh menjadi pengusaha berskala nasional, bahkan sanggup bertarung di pasar global…

Simak Sajian SWA lainnya!

“Resep Jitu ASDP Kelola Arus Mudik”
Danang Sotyo Baskoro, Dirut PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Indonesia Ferry (Persero), alias ASDP, boleh berbangga hati. Kerja kerasnya untuk memberikan karpet merah kepada pemudik jalur laut kembali diapresiasi.

“Haji Norhin, Perintis Mal di Banjarbaru”
Haji Norhin sungguh jeli melihat peluang bisnis di daerahnya, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Melihat posisi Banjarbaru yang dikelilingi 7 kabupaten kota tanpa ada satu pun pusat perbelanjaan modern, mendorongnya mendirikan Q Mall, mal perdana
di kota yang luasnya setengah dari Kota Jakarta itu.

“Unibis, Biskuit Medan Berkualitas Global”
Selain dikenal dengan bolu Meranti, bika Ambon, ataupun sirup markisanya, ternyata Kota Medan juga memiliki produk makanan khas lainnya yang tak kalah populer, yakni biskuit merek Unibis. Bahkan, sekarang produk ini sudah pula dipasarkan ke berbagai daerah di seluruh Indonesia hingga ke mancanegara.

EKONOMI & BISNIS

PEMASARAN

“Strategi Pemasaran di Balik Sukses Konser Musik Dunia ”
Kepiawaian promotor di Tanah Air makin terasah dengan semakin seringnya menyelenggarakan konser musik kelas dunia. Bagaimana mereka menyusun strategi komunikasi pemasaran agar event sukses dan menguntungkan?

TEKNOLOGI INFORMASI

“Indiegogo, Mesin Pendanaan Film Indie”
Para pembuat film indie atau yang bermodal terbatas tak perlu khawatir lagi dengan masalah pendanaan. Dengan konsep film yang kuat, mereka bisa mengandalkan Indiegogo. Bagaimana sepak terjang dan mekanisme kerja penyedia platform crowdfunding ini?

INDONESIA YOUNGSTER INC.

SELF EMPLOYED

“Yosep Sinudarsono Desainer yang Berkibar di Hollywood”
Di panggung bisnis fashion Tanah Air, sosok pria berusia 23 tahun ini boleh dibilang anak bawang. Lulusan Esmod dan Lembaga Tata Busana Susan Budihardjo ini, baru sekitar dua tahun ikut meramaikan belantika mode Indonesia.

“Canun dan Fufu Pasangan Belia Konsultan Pernikahan”
Siapa bilang pasangan belia tak layak menjadi konsultan pernikahan? Ihksanun Kamil Pratama (25 tahun) dan Foezi Citra Cuaca Elmart (26 tahun) membuktikannya.

START UP
Afra Kids
“Berbisnis Sembari Berdakwah”

SIAPA DIA
Parjono Sudiono
————————–————————–———————-
Baca selengkapnya di SWA Edisi Terbaru!

Anda juga bisa menyimak up date harian seputar isu bisnis di www.swa.co.id.

Dapatkan juga Majalah SWA versi Digital di Tablet & Smartphone Anda melalui
http://swa.co.id/digitalmagazine

Informasi Lengkap:
Berlangganan: http://swa.co.id/subscription/
Iklan: http://swa.co.id/about

Website: http://swa.co.id/
Facebook: http://facebook.com/MajalahSWA
Twitter: http://twitter.com/MajalahSWA
Google+: http://google.com/+SWAmagazine/

Jika anda membutuhkan pembelian Majalah SWA dalam jumlah besar atau berlangganan
kolektif untuk Karyawan dan Mitra berharga anda, segera manfaatkan fasilitas
lebih dan discount menarik yang kami sediakan, silahkan menghubungi :
Putri-Sirkulasi
Email: putri.meutia@swamail.com
Tlp. (021) 3523839 Fax: (021) 3457338, 3853759

The post Macan-macan Bisnis dari Daerah (Majalah SWA Edisi 18/2015) appeared first on Majalah SWA Online.

Gandeng Samsung, Bolt Targetkan 120 Ribu Pelanggan

$
0
0

Bolt Super 4G LTE, kembali menunjukkan eksistensinya melalui kemitraan strategis dengan produsen posel terbesar dunia, Samsung. Kolaborasi antara penyedia layanan 4G LTE pertama dan pemimpin pasar Smartphone ini menghadirkan program bundling Smartphone 4G LTE terbaru yaitu Samsung Galaxy J5 dan layanan Bolt Super 4G LTE dengan harga terjangkau.

http://techno.okezone.com/read/2015/08/21/57/1200195/samsung-gandeng-bolt-hadirkan-galaxy-j5

http://techno.okezone.com/read/2015/08/21/57/1200195/samsung-gandeng-bolt-hadirkan-galaxy-j5

“Kami memiliki misi untuk lebih mendekatkan diri kepada pelanggan Bolt Super 4G LTE. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pilihan perangkat 4G LTE yang lebih beragam dan sesuai dengan lifestyle penggunanya. Saat ini banyak pelanggan kami yang menginginkan kenyamanan lebih dalam menikmati layanan langsung melalui perangkat smartphone tanpa perlu membawa modem atau mobile Wifi,”  ujar Larry Ridwan, Chief Commercial Officer Bolt Super 4G LTE.

Sampai  saat ini jumlah pelanggan Bolt sudah mencapai 1,5juta orang dan ditargetkan akan naik menjadi 2juta pelanggan di akhir tahun ini. Kerja sama ini diharapkan akan menyumbang 120ribu pelanggan baru yang akan menggunakan layanan ini dan membeli paket bundling yang dihargai sebesar Rp2.799.000 yang masih tersedia di Medan dan Jabodetabek. (EVA)

The post Gandeng Samsung, Bolt Targetkan 120 Ribu Pelanggan appeared first on Majalah SWA Online.

Pengusaha Harus Lebih Serius Menggarap e-Marketing

$
0
0

Masuknya era digital menuntut semua kalangan menjadi lebih inovatif dan terbuka untuk technologi. Internet saat ini sudah bukan lagi barang langka dan sudah menjadi kebutuhan bagi semua orang. Dengan penambahan huruf E yang merupakan kependekan dari elektronik, menjadikan sebuah sistem menjadi lebih baru. Saat ini di beberapa sektor sudah menggunakannya, seperti e-government, e-KTP, e-business, e-commerce dan sebagainya.

Di dunia pemasaran pun tidak mau ketinggalan. Saat ini pemasaran sebuah produk juga sudah memanfaatkan sistem ini yang biasa di sebut dengan eMark atau eMarketing. Hal ini memang cukup memberikan manfaat bagi para pengusaha untuk memperkenalkan produk mereka ke masyarakat, hanya saja hal ini belum secara penuh dapat di manfaatkan oleh masyarakat.

20150827_105140_500x281

Menurut Adhi Trisnanto, seorang Konsultan dan Trainer Bisnis Uninet, salah satu juri Indonesia eMark Award 2015,  eMarketing akan menjadi penting tergantung dari konstumer sebuah industrl. Jika industri tersebut memiliki konsumen kalangan anak muda atau gen Y, hal ini akan sangat penting untuk peningkatan bisnis mereka. Namun sebaliknya jika memang konsumen mereka bukanlah kalangan pengguna internet ataui smartphone, maka hal ini menjadi pelengkap dalam sebuah bisnis.

“Kalau menurut saya, perusahaan harus membuat sebuah bagian atau divisi tersendiri untuk mengelola eMark ini. Karena sampai saat ini masih banyak perusahaan yang beranggapan kalau eMark ini adalah bagian dari IT division. Menurut saya hal itu tidak benar, sebaiknya para pengusaha saat ini lebih memperhatikan hal ini dan membuat suatu divisi khusus yang mengangani eMark ini,” lanjut Adhi.

Saat ini para pengusaha memang semakin banyak memanfaatkan sosial media, seperti Facebook, Twitter, Instagram dan sebagainya. Hanya saja, sampai saat ini mereka masih belum menunjukkan pengaruh bisnis terhadap perusahaannya. Kebanyakan dari mereka masih mementingkan jumlah kunjungan ke web tersebut dibandingkan dengan keuntungan bagi perusahaan. (EVA)

The post Pengusaha Harus Lebih Serius Menggarap e-Marketing appeared first on Majalah SWA Online.

Wow, Omset Bisnis Waralaba Capai Rp120 Triliun per Tahun

$
0
0

bisnis-waralaba-masih-menjanjikan
Menurunnya daya beli masyarakat tentu saja berpengaruh bagi beberapa sektor industri. Namun, sektor waralaba masih menjadi pilihan utama bagi para pelaku usaha. Hal ini didukung dengan tingkat konsumsi masyarakat serta pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang lumayan besar. Dalam kondisi ini, usaha waralaba masih diprediksi tumbuh sebesar 15 hingga 20 persen hingga akhir tahun. Berdasarkan data Kemendag dan asosiasi, tercatat ada 23.000 gerai waralaba dari 12.000 pelaku usaha di Indonesia memiliki omset lebih dari Rp120 triliun di tahun 2014. Tentu saja tahun 2015 ini diharapkan tumbuh lebih banyak.

Sistem waralaba banyak dipilih karena anggapan masyarakat mengenai waralaba sebagai pembuka pintu menuju kekayaan paling mudah. Bagi para investor, sistem waralaba memiliki keuntungan dalam mengembangkan brand secara luas. Dari segi franchisor, mereka hanya perlu menyiapkan modal usaha tanpa harus melakukan startup, karena bisnis waralaba yang dilakukan sudah berkembang dan memiliki nama. Untuk itulah mengapa bisnis waralaba membutuhkan networking dan branding yang kuat serta luas.

Levita Supit, Ketua Umum Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia menyatakan bahwa kerja sama antara franchisee dan franchisor dibutuhkan guna mendapatkan bisnis yang kuat. “Franchisee dan franchisor harus saling membantu, guna kelangsungan bisnis keduanya. Pada intinya, mereka saling mebutuhkan satu sama lain,” ujar Levita.

Meski demikian, sebelum membeli waralaba, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah kemampuan melakukan investasi serta pemilihan waralaba secara sehat dan terpercaya. Intuk itulah, dalam Indonesia Franchise Confrence melakukan sharing mengenai peluang bisnis waralaba di Indonesia.

“Nanti akan diberikan pengaran oleh para investor waralaba bagaimana cara untuk mengembangkan usaha. Bagaimana pentingnya support operasional, management keuangan yang menguntungkan, serta membangun jaringan agar bisnis waralaba menjadi sukses,” kata Levita. (EVA)

The post Wow, Omset Bisnis Waralaba Capai Rp120 Triliun per Tahun appeared first on Majalah SWA Online.

Viewing all 10659 articles
Browse latest View live